Jumat, 03 Juli 2020

CERPEN BELAJAR JUJUR


BELAJAR JUJUR YUK!

Sabtu pagi, Irsyad dan Salma segera mandi dan sarapan. Hari Sabtu adalah hari pasar di tempat mereka tinggal. Di tempat mereka, pasar hanya ada di kecamatan saja. Itu pun pasar hanya ramai pada hari Sabtu. Pada hari biasa yang berjualan tidak seramai dan selengkap ketika hari Sabtu. Pada hari Sabtu, banyak pedagang dari berbagai daerah berdatangan menjajakan dagangannya di pasar kecamatan tempat mereka tinggal. Beraneka ragam barang dijajakan pedagang. Mulai dari kebutuhan dapur, pakaian, alat tulis, alat pertanian dan masih banyak lagi. Hampir semua barang yang dibutuhkan masyarakat dijajakan di hari pasar itu. Tidak heran jika hari Sabtu tiba, pasar di kecamatan mereka tinggal pasti selalu dipadati masyarakat setempat dari berbagai desa. Masyarakat memanfaatkan hari pasar tersebut untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga yang mereka perlukan. Umi Irsyad dan Salma juga ingin berbelanja memanfaatkan hari pasar tersebut. Irsyad dan Salma ingin ikut Uminya berbelanja di pasar.
Bersama-sama mereka pergi ke pasar mengendarai sepeda motor. Sepanjang perjalanan terlihat pemandangan yang indah di pinggir jalan. Wajar sekali, wilayah mereka tinggal dekat gunung dan pantai. Jadi pemandangannya begitu menggoda mata yang memandang. Pepohonan yang hijau, sawah menghampar luas, dan sungai yang mengalir deras dari pegunungan dengan air yang jernih begitu mempesona. Ditambah lagi dengan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Benar-benar membius mata sambil mengendarai motor menuju pasar di kecamatan.
Kurang lebih 15 menit perjalanan, mereka telah sampai di pasar. Segera mereka parkir motor dan bergegas berbelanja. Irsyad dan Salma segera saja menunjukkan kekanak-kanakannya. Mata mereka tidak lepas dari pandangannya pada kue yang dijajakan pedagang. Ditarik tangan Uminya menuju pedagang kue sambil merengek. Tak peduli Uminya belum berbelanja kebutuhan rumah tangga sama sekali. “Ayo Umi, beli kue. Ayo mi!” kata Irsyad dan Salma. “Iya sebentar, kita belanja dulu. Nanti kalu sudah selesai baru beli kue,” kata Umi. Akhirnya mereka berdua menurut dengan nasehat Umi. Mereka ikut berbelanja kebutuhan rumah tangga dahulu. Begitu Uminya selesai berbelanja, segera saja mereka kembali minta dibelikan kue. Akhirnya mereka dibelikan beberapa potong kue donat dan buah jeruk 1 kg. kemudian Uminya segera mengajak mereka kebali pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, langsung saja mereka membongkar belanjaan. Tangan mereka segera mengambil kantong plastik yang berisi kue donat yang dibeli di pasar. Begitu menemukannya, segera mereka cuci tangan dan membaca doa lalu memakan kue tersebut. “Yee…., enak-enak!” ucap Irsyad dan Salma. “Ambil lagi ah, enak-anak.” Mereka berdua asyik menikmati kue tersebut. Donat memang kue kesukaan mereka berdua. Apalagi dengan coklat di atasnya, sangat menggoda mereka berdua.
Sementara Uminya mengingatkan mereka untuk menyisakan beberapa potong kue untuk dimakan sore hari. Beberapa potong kue disimpan Umi untuk dimakan sore hari. “Alah, gak usah disimpan Mi, kuenya dihabiskan saja. Enak lho Mi,” kata Irsyad. Uminya tetap tidak mengiyakan permintaan mereka. Umi tetap menyimpan beberapa potong kue donat di dalam kulkas untuk dimakan sore hari.
Irsyad dan Salma kemudian kembali membongkar mainan dan bermain bersama. Sementara Uminya pergi duduk-duduk sebentar di depan rumah ngobrol dengan tetangga. Melihat Uminya sedang bincang-bincang dengan tetangga, Irsyad diam-diam membuka pintu kulkas. Dia mencari kue yang disimpan oleh Uminya. Akhirnya dia berhasil menemukannya. Diajak adiknya memakan kue tersebut. Mereka berdua asyik memakannya sampai tidak sadar meninggalkan sedikit bekas belepotan di mulutnya.
Beberapa saat kemudian Uminya kembali masuk rumah. Uminya merasa aneh dengan Irsyad dan Salma, karena terdapat bekas makanan di mulut mereka berdua. Segera saja Uminya membuka pintu kulkas. Uminya ingin memastikan kue yang disimpan untuk sore hari tetap tersimpan aman. Kecurigaan pun akhirnya terjawab. Kue yang disimpan di kulkas sudah tidak ada lagi. Langsung saja Umi bertanya kepada Irsyad dan Salma. “Anak-anak, di mana kue yang disimpan Umi di sini? Kenapa sekarang tidak ada?” tanya Umi. “Mungkin dimakan kucing sampai habis mi.” jawab Irsyad. Uminya tidak langsung percaya dengan pengakuan Irsyad dan Salma. “Kucing gak bisa buka kulkas nak, jadi pasti ada orang yang mengambilnya.” Tegas Uminya. Kemudian Uminya menanyakan mengenai bekas makanan di mulut mereka berdua. “Kenapa di mulut kalian berdua ada bekas makanan yang menempel?”, tanya Umi. “E e e e e ini….., maaf Umi, kami yang memakannya. Kuenya enak lho. Jadi kami mengambil dan memakannya lagi. Kami gak sabar kalau harus nunggu sampai sore hari.” Jawab Irsyad.
“Anak-anak, kenapa kalian berbohong? Berbohong itu dosa lho. Lain kali, kalau kalian ingin meminta sesuatu, bilang dengan baik. Jangan berbohong lagi ya!” tegas Uminya. “Iya Umi, kami mengaku salah. Kami minta maaf.” jawab Irsyad. “diulangi lagi atau tidak nanti, Irsyad, adik Salma?” tegas Uminya. “Ndak Umi. Maaf ya Mi.” jawab Irsyad dan Salma. “Iya Umi maafkan. Umi senang kalian mau mengakui kesalahan kalian. Mulai sekarang kalian harus belajar jujur. Selain itu juga harus sabar. Kita membeli makanan tidak langsung dimakan habis. Jadi, harus sabar menunggu untuk dimakan di waktu yang lain. Kalau pagi beli langsung dihabiskan, sorenya kalian tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan.” jawab Uminya.
Sahabat pembaca yang budiman, kita harus berusaha selalu berkata jujur. Berkata tidak jujur itu adalah perbuatan berdosa. Allah memerintahkan malaikat mencatat semua perbuatan dan ucapan kita. Tidak ada satu pun perbuatan dan ucapan kita yang terlewatkan oleh malaikat. Allah berfirman yang artinya : “Tiada suatu ucapan un yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Q.S. Qaaf: 18)
Oleh karena itu, kita hendaknya senantisa berkata jujur. Kita harus berhati-hati sebelum berkata maupun berbuat. Semua ucapan dan perbuatan kita, akan kita pertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Oleh :Jonny Rudiyanto, S.Pd

0 komentar:

Posting Komentar